COVID-19 Talk

IKOR.fio.unesa.ac.id, Surabaya - Musim Pandemi yang tak kunjung usai berimbas pada terganggunya banyak aspek kehidupan, salah satunya adalah Kompetisi Sepak Bola. Dengan demikian, Muhammadiyah Covid-19 Command Center mengadakan Covid-19 Talk dengan tema “Quo Vadis Kompetisi Sepak Bola di Tengah Pandemi” yang disiarkan secara langsung di Televisi, Radio dan kanal Youtube Muhammadiyah. Acara yang diadakan pada hari Rabu, 3 Juni 2020 ini berlangsung selama 1 jam dimulai pada pukul 16.00 Wib.
Covid-19 Talk ini dipimpin oleh Dr. Fajar Junaedi S.Sos., M.Si. sebagai moderator dengan narasumber Afan Kurniawan, S.T., MT selaku ketua UAD FC, Klub Liga 3 PSSI, Wahyudi Kurniawan selaku Wakil Ketua Asprov PSSI DIY, Dhimam Abror selaku CEO PS Hizbul Wathan, dan Dr. dr. Sukadiono, M.M selaku pemerhati Sepak Bola, bertujuan untuk mencari solusi di tengah pandemi mengenai nasib kompetisi sepak bola di Indonesia.
Beberapa hal penting yang telah disampaikan pada diskusi ini adalah model pembinaan pemain pada saat masa pandemi. Afan Kurniawan menyampaikan bahwa akibat pandemi, program latihan yang telah dibuat oleh pelatih tidak berjalan sesuai rencana, dengan demikian, tim pelatih menyiasatinya dengan latihan serta evaluasi melalui media online berupa pembuatan video latihan oleh tim pelatih untuk pemain agar tetap menjalankan program latihan yang telah dibuat.
Menurut Sukadiono sebuah klub dapat dikatakan profesional salah satunya dapat diukur menggunakan alat ukur modern berikut ini yaitu fans equity, social equity dan away equity. Saat masa pandemi ini ketiga unsur tersebut tidak dapat terpenuhi karena memang kompetisinya tidak berlangsung, hal ini berimbas pada finansial club tersebut. Dengan demikian, perlu adanya kajian ulang jika memang kompetisi akan tetap berjalan tanpa adanya penonton pada setiap pertandingan.
Sampai saat ini telah dilakukan dua kali rapat virtual oleh perwakilan dari klub Liga 2, Liga 1, PSSI dan PT. Liga Indonesia Baru (LIB). Dhimam Abror, yang merupakan salah satu perwakilan rapat virtual, menyampaikan salah satu keputusan terakhir pada rapat tersebut berupa, LIB dan PSSI telah memutuskan kompetisi 2020 dimulai kembali pada bulan Oktober nanti. “Kemungkinan bentuk pertandingan yang ditawarkan pada Liga 1 berupa sistem kompetisi seperti biasa, dan Liga 2 mungkin semacam Home Tournament” tuturnya. Hasil rapat virtual lainnya berupa tidak adanya degradasi pada Liga 2 dan Liga 1, namun untuk dua tim teratas pada Liga 2 akan dipromosikan naik ke Liga 1, keputusan ini kemungkinan diadopsi dari J1 League 2020 di Jepang, tambahnya. PSSI dan LIB juga sudah menyiapkan standar protokol kesehatan internasional sesuai arahan FIFA yang sangat ketat, sehingga kemungkinan besar tidak akan menggunakan penonton. Tentu saja hal ini akan benar-benar berimbas pada kondisi pemasukan finansial tim yang bertanding, walaupun sampai saat ini menurut informasi baru 200 juta subsidi yang akan diberikan oleh Liga. Selanjutnya, yang menjadi pertanyaan adalah jika kompetisi tidak berlangsung apakah hal ini tidak mempengaruhi persiapan tim? Namun ketika memang benar tetap akan dilaksanakan, juga perlu dipikirkan bagaimana dengan persiapan U20 Piala Dunia pada 2021?
Kompetisi sepak bola dapat diibaratkan sebagai roh organisasi sepak bola. Salah satu pendapatan terbesar dari organisasi sepakbola merupakan diadakannya sebuah pertandingan, dengan adanya penonton, sponsor, pedagang dan banyak aspek lainnya. Menurut Wahyudi Kurniawan, hal ini perlu dibicarakan bersama-sama mengenai keberlangsungan Liga 3 juga mengenai promosi serta degradasi yang ditiadakan pada kompetisi ini akan sangat berpengaruh pada kondisi seluruh Liga yang ada, karena memang seluruhnya saling terkait. Jika kompetisi ini tetap diadakan, penyelenggara harus memikirkan seluruh akibat yang mungkin saja terjadi saat kompetisi sedang berlangsung, karena Indonesia akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan U20 Piala Dunia pada 2021. Mengingat mengenai promosi dan degradasi yang ditiadakan, bagaimana dengan motivasi dan usaha para pemain jika target untuk naik ke Liga yang lebih tinggi ditiadakan? Bagaimana dengan pembinaan di setiap klub jika target ditiadakan?
Selanjutnya, dengan adanya pandemi ini tiap klub maupun organisasi olahraga khususnya sepakbola dapat menyiasatinya persiapan dan pembinaan klub yang tidak dapat dilakukan secara langsung atau tatap muka dengan mengadakan kegiatan lain berupa workshop untuk mengembangkan sport science yang diperuntukkan kepada para pelatih, pemain, penyelenggara dan penikmat olahraga. Kegiatan seperti pendalaman statistik terhadap pertandingan-pertandingan sebelumnya yang telah dilakukan, pendalaman statistik untuk setiap pemain, pengukuran antropometri tubuh dan hal-hal terkait lainnya yang diharapkan dapat berguna sebagai bank data bagi klub tersebut. Menurut Sukadiono, pengembangan sport science akan sangat bagus jika benar-benar diterapkan di Indonesia karena didalamnya terdapat banyak aspek yang dapat menunjang prestasi olahraga diantaranya adalah sport gizi, sport medicine, sport economic, sport management, sport biomechanics dan lain sebagainya.
Beberapa harapan yang ingin diwujudkan dari diskusi tersebut adalah pembinaan prestasi jangka panjang menjadi hal terpenting dalam tata kelola sepak bola di Indonesia salah satunya dengan harapan semakin banyaknya perguruan tinggi yang mengadakan pembinaan sepak bola. Selanjutnya, kompetisi akan tetap diadakan ataupun tidak, penyelenggara harus memikirkan sisi positif maupun negatif dari banyak sudut pandang yang ada, mengingat menurut informasi pada bulan September-Oktober diprediksi akan ada wabah Covid-19 gelombang kedua seperti yang telah terjadi di Korea.
Kompetisi belum usai, pertandingan baru saja akan dimulai, pandemi juga belum tahu kapan akan selesai, maka dari itu persiapkan dirimu mulai dari rumah, agar jika tiba saatnya kamu bisa bertarung dengan gagah. Pandemi seharusnya tidak membuatmu semakin bermalasan, karena diluar sana berjuta sainganmu sedang berjuang mati-matian. Tetap semangat, tetap produktif, jangan lupa jaga kesehatan.
by Syaifathul Jannah