Sportainment: Bagaimana Peluang Sarjana Olahraga di Dunia Penyiaran ?

IKOR.fio.unesa.ac.id, Surabaya - Saat ini, mahasiswa yang lulus dari fakultas ilmu keolahragaan mayoritas akan lari menjadi guru olahraga, terapis, atau pelatih. Padahal, masih banyak profesi yang bisa ditekuni oleh sarjana olahraga, salah satunya di dunia sportainment dan jurnalistik. Hal ini dibenarkan oleh Eskar T. Denatara, M.Pd., yang dalam webinar olahraga pada Kamis (25/6) menyebutkan bahwa mahasiswa olahraga saat ini masih “mengikuti arus” dan enggan mencoba karir baru. Sebenarnya, masih banyak pilihan profesi yang bisa digeluti, seperti sport journalist atau sportcaster.
“Mahasiswa kurang memiliki kemampuan komunikasi yang baik” ujar Syafrida Febriyanti, salah satu pemateri dalam acara webinar tersebut. “Padahal, sofstkill dalam berkomunikasi sangat penting bagi lulusan olahraga yang ingin terjun ke bidang apapun, terlebih di dunia sportainment” imbuh dosen komunikasi UPN Veteran Jatim ini.
Dalam webinar yang diselenggarakan oleh Universitas Singaperbangsa Karawang dan Universitas Bhayangkara Jakarta Raya kemarin, disampaikan bahwa komunikasi adalah kunci bagi mahasiswa olahraga yang ingin berkecimpung di dalam bidang sportainment. Komunikasi dibutuhkan dalam penulisan berita olahraga dan penyampaian liputannya. Sebab saat ini, aktor yang banyak berkecimpung di dunia jurnalistik olahraga dan sportcaster justru mereka yang malah bukan dari background olahraga, tetapi memiliki kemampuan komunikasi yang baik.
“Kemampuan mahasiswa dalam menulis dan berkomunikasi harus terus ditingkatkan agar dapat bersaing di jaman yang semakin kompetitif ini. Salah satunya dengan berlatih membuat tulisan yang sesuai bidangnya (olahraga, red)” ujar Eskar, dosen sekaligus sportcaster FoxSport. Terlebih di masa pandemi saat ini—dimana waktu luang lebih banyak—sehingga akan sangat baik bila digunakan untuk menulis berita-berita olahraga. Apalagi di masa ini demand masyarakat akan informasi olahraga dan kesehatan sangat tinggi. “Ini merupakan peluang bagi mahasiswa ikor, pendidikan olahraga, dan kepelatihan untuk berkontribusi pada masyarakat, melalui tulisan-tulisan kita” lanjutnya. Selain melatih kemampuan jurnalistik mereka, menulis berita juga bisa mengasah kreativitas dan sikap kritis mahasiswa. Skill tersebut juga bisa menjadi bekal dan membuka jalan bagi mereka untuk terjun di bidang sportainment. Sebab, sportainment juga merupakan ranah bagi insan olahraga, dan mahasiswa kita sangat memiliki potensi untuk itu.
by Anindya Maratus Sholikhah